Letusan Gunung Tambora 1815, Letusan Terkuat Sepanjang Sejarah Dunia
April 1815, Gunung Tambora di Semenanjung Sanggar, Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, meletus hebat. Letusan terhebat yang tercatat dalam sejarah. Kekuatan letusannya, berdasarkan Volcanic Explosivity Index, berada pada skala 7 dari 8, hanya kalah oleh letusan Gunung Toba (Sumatera Utara) sekitar 73.000 tahun lalu.
”Puting beliung yang kejam mengempaskan orang, kuda, ternak, dan apa saja yang dilintasinya ke udara, mengangkat pohon-pohon besar hingga akarnya, dan menutupi lautan dengan gelondongan kayu,” demikian Charles Lyell, ilmuwan Inggris, dalam Principles of Geology, 1830, menggambarkan letusan itu berdasarkan catatan saksi mata. ”Daratan tertutup awan panas, beberapa alirannya mencapai lautan.” Tsunami menghantam.
Tambora tercatat sebagai gunung yang paling mematikan. Jumlah korban tewas akibat letusannya mencapai 71.000 jiwa. Sebagian ahli lainnya menyebut 91.000 jiwa. Sepuluh ribu orang langsung tewas, sementara sisanya karena bencana kelaparan dan penyakit. Jumlah ini belum termasuk kematian di negara lain, termasuk Eropa dan Amerika yang didera kelaparan. Asam sulfat yang dilepas Tambora menutup angkasa, menyebabkan tahun tanpa musim panas di dunia Barat.
Dimulai Dari Batuk-Batuk
Pada 5 April 1815 sore, gunung berapi Tambora mulai bergemuruh dan 'batuk -batuk'. Kondisi ini terjadi dalam beberapa hari. Beberapa hari kemudian, pada 11 dan 12 April letusan Gunung Tambora mencapai klimaksnya. Gunung besar itu meletus, getarannya mengguncangkan bumi hingga jarak ratusan mil.
Selama lebih dari 10 hari kemudian, Tambora mengeluarkan 24 kubik mil (1 mil = 1,6 kilometer) lava dan bebatuan gunung. Saking dahsyatnya, di puncak Tambora tercipta kawah selebar tiga mil dan dalamnya hampir 1 mil.
Lelehan lava panas, batu yang berterbangan, dan gas mematikan yang keluar dari perut Tambora saat itu menewaskan puluhan ribuan orang.
Jutaan ton abu dan debu memenuhi udara, mengubah siang hari menjadi gelap gulita. Debu tebal menyelimuti wilayah kaki gunung dan bahkan Bali.
Debu menutup semua vegetasi di Pulau Bali dan menyelimuti lautan. Sekitar 117.000 orang di wilayah yang dulu dikenal sebagai Hindia Belanda tewas. Banyak dari mereka terkena imbas letusan, jadi korban kelaparan dan penyakit.
Itu baru permulaan.
Badan Geologi Amerika Serikat atau US Geological Survey belakangan menobatkan letusan Tambora sebagai "yang terkuat sepanjang sejarah".
Letusan Tambora bahkan lebih dahsyat dari Krakatau. Menurut data Volcanic Explosivity Index (VEI), indeks letusan gunung yang mirip skala Richter untuk mengukur kekuatan gempa.
Perhitungan VEI ada pada skala 1 hingga 8, setiap satu angka adalah 10 lebih besar dari sebelumnya. Tambora ada di level tujuh, Krakatau enam. Ini berarti Tambora lebih kuat 10 kali lebih besar dari letusan Krakatau.
Tak terbayang jika Tambora meletus di era ini. Seperti meriam raksasa, tambora menyemburkan abu, debu, dan setidaknya 400 juta ton gas sulfur ke udara, hingga 27 mil tegak lurus ke strastofer, jauh di atas awan cuaca.
Ini mengakibatkan ledakan di lapisan troposfer -- lapisan terdekat dari permukaan Bumi, di mana awan, angin, dan hujan, serta 75 persen dari berat atmosfer berada.
Semburan Tambora juga menyobek lapisan tipis ozon yang melindungi Bumi dari radiasi sinar matahari.
Karena daya tarik grafitasi yang ringan di angkasa, abu dan debu Tambora melayang dan menyebar mengelilingi dunia. Debu Tambora menetap di lapisan troposfer selama beberapa tahun dan turun melalui angin dan hujan kembali ke Bumi.
Letusan Tambora berakibat luar biasa. Gagal panen di China, Eropa, dan Irlandia. Hujan tanpa henti dselama delapan minggu memicu epidemi tifus yang menewaskan 65.000 orang di Inggris dan Eropa. Kelaparan melumpuhkan di Inggris.
Kegelapan menyelimuti Bumi, menginspirasi novel-novel misteri legendaris misalnya, 'Darkness' atau 'Kegelapan' karya Lord Byron, 'The Vampir' atau 'Vampir' karya Dr John Palidori dan novel 'Frankenstein' karya Mary Shelley.
Tambora juga jadi salah satu pemicu kerusuhan di Perancis yang warganya kekurangan makanan. Juga mengubah sejarah saat Napoleon kalah akibat musim dingin berkepanjangan dan kelaparan pada 1815 di Waterloo.
0 Response to "Letusan Gunung Tambora 1815, Letusan Terkuat Sepanjang Sejarah Dunia"
Posting Komentar